Tips-Tips Backpacking

|0 komentar
Sekarang ini bepergian secara backpacking semakin banyak dilakukan para penghobi travelling. Karena memang lebih fleksibel dan bebas serta dapat menekan biaya yang ada. Kenapa disebut backpacking karena memang para backpacker lebih banyak menggunakan tas punggung untuk tempat semua peralatannya dan untuk bepergian ke tempat-tempat yang mereka sukai. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu anda untuk membuat perjalanan anda menjadi semakin aman dan nyaman.

• Rencanakan perjalanan anda. Buatlah list apa saja yang harus anda persiapkan untuk perjalanan anda, misalnya: list barang yang akan anda bawa, catat rencana pengeluaran anda, buat list yang anda lakukan di tempat tujuan, serta tempat-tempat mana saja yang akan anda kunjungi di tempat tujuan. Perencanaan merupakan tahapan yang sangat penting bagi backpacker sebab tanpa perencanaan yang matang, perjalanan yang kita lakukan bisa menjadi perjalanan yang sia-sia dan anda jadi mubazir dalam menggunakan waktu di tempat tujuan.

• Gunakan alat transportasi umum yang aman, nyaman dan sesuai dengan budget yang ada. Jika anda menggunakan alat transportasi pribadi, persiapkan kendaraan anda sebelum berangkat.

• Pilih tempat menginap yang layak dan sesuai dengan kantong anda. Ketika anda tidak mempunyai kenalan di tempat tujuan tentunya anda membutuhkan penginapan untuk menginap, sehingga pilihlah penginapan yang sesuai dengan budget yang ada serta aman. Anda juga dapat menggunakan masjid maupun SPBU untuk menginap, tapi jangan lupa untuk ijin terlebih dahulu kepada petugas yang ada.

• Perhatikan keamanan barang-barang anda jangan sampai hilang. Jika anda penggemar fotografi, jaga kamera anda dengan baik. Sebab yang bisa menjaga keamanan barang anda adalah diri anda sendiri.

• Jangan malu untuk bertanya atau membeli peta jika anda benar-benar tidak tahu tempat tujuan kita.

• Lakukan sosialisasi dengan orang di sekitar anda. Sebab orang-orang di sekitar anda-lah yang akan memberikan bantuan yang anda butuhkan ketika mendapat masalah sewaktu-waktu.

• Pelajarilah terlebih dahulu budaya masayarakat di daerah tujuan. Pengenalan kultur pada daerah tujuan dimaksudkan agar perilaku kita tidak bertentangan dengan budaya masyarakat setempat.

• Jalankanlah rencana perjalanan yang anda buat sebelum berangkat. Jika ada perubahan cepat sesuaikan, agar semua rencana yang kita buat dapat kita jalankan.

• Jangan lupa tetap ingat kepada Sang Pencipta dimanapun anda berada.

Selamat berpetualang!

PENDAKIAN PERTAMA

|0 komentar



Nama saya Johan Wisnu Saputra dan melakukan pendakian adalah passion saya. Dan ini adalah cerita tentang pendakian pertama saya, sebuah pendakian ke sebuah gunung yang sebenarnya belum saya kenal sebelumnya. Sebuah perjalanan yang membuat saya menghargai kehidupan ini.

Waktu diajak oleh teman-teman saya waktu itu untuk mendaki Gunung Arjuna, mungkin yang ada di pikiran saya adalah sebuah pendakian yang enteng dan sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi untuk didaki. Kami waktu itu tidak membawa bekal yang banyak, peralatan yang seadanya, tenda yang benar-benar tidak layak untuk digunakan, serta sikap meremehkan alam yang ada pada kami semua.

Hari Jumat malam di akhir Tahun 2008 aku, Yoyok, BJ, dan Lakso berangkat. Tujuan kami adalah Gunung Arjuna. Sesampainya di pos perijinan kami beristirahat sebentar seraya mengurus ijin untuk melakukan pendakian. Dan pada jam 12 malam, kami pun berangkat. Mungkin sebelum berangkat kami mengira bahwa kami akan melewati jalur tanah yang nyaman untuk dipijak oleh kaki. Namun kenyataannya kami melewati jalur berbatu yang merupakan trek yang digunakan jeep hardtop untuk mengangkut belerang yang diambil penambang dari Gunung Welirang. Sebab memang sebenarnya antara Gunung Welirang dan Gunung Arjuna masih dalam satu gugusan pegunungan namun dengan puncak yang berbeda. Waktu itu aku hanya memakai sandal jepit yang sudah agak using, sehingga memang waktu di tengah jalan sandalku putus. Dan akhirnya terpaksa memakai sandal temanku yang agak kekecilan.

Akhirnya kami sampai di pos 1 (kop-kopan) pada pukul 5 pagi. Dan kami memasak mi instan untuk sarapan kami semua karena memang kami hanya membawa mi instan untuk bekal perjalanan kami semua. Dan disinilah saya mulai merasakan hipoksia yaitu kurangnya oksigen dalam otak karena faktor ketinggian. Gejala yang timbul biasanya memang pusing, mual, sesak nafas, badan lemas dan tidak nafsu makan. Ditambah kami memang tidak tidur semalaman sehingga badanpun jadi semakin drop.

Dengan tenaga seadanya dan semangat yang semakin memudar kamipun melanjutkan perjalanan. Kami disuguhi tanjakan-tanjakan yang curam serta jalan yang masih tetap berbatu tajam. Ditambah lagi kami yang sempat tersesat beberapa jam di jalan karena mengikuti jalan pintas. Kami juga sempat tidur di jalan karena putus asa, namun dengan semangat seadanya kami tetap berjalan pelan-pelan untuk menuju pos selanjutnya yaitu pondokan.

Dengan rintangan yang kami hadapi di jalan, akhirnya pada jam 2 siang hari Sabtu, kami sampai di pos pondokan yang merupakan tempat pondok-pondok penambang belerang. Setelah sampai kami mendirikan tenda kita untuk pertama kali. Dan memang tenda yang kita pakai benar-benar tidak layak pakai, sebab frame tenda yang hanya terbuat dari pipa serta bahan tenda yang tembus air. Setelah tenda berdiri kami pun beristirahat. Waktu bangun sakit yang saya rasakan di pos sebelumnya semakin parah. Ditambah badan saya yang akhirnya jadi demam dan memang kami tidak membawa persiapan obat-obatan. Untunglah kita bertemu pendaki lain yang memiliki perbekalan yang lebih lengkap. Kamipun meminta bantuan mereka, dan akhirnya merekapun mau menolong. Saya yang terkena penyakit gunungpun dibuatkan masakan yang spesial yaitu nasi, mi dan telur dan memang setelah makan sakitku sedikit mereda. Disinilah saya merasakan persaudaraan di gunung. Dan memang benar apa yang dikatakan sebagian besar orang, di gunung kita semua adalah saudara.

Ketika bangun kita pun mengubah rencana kita. Kita yang tadinya ingin menuju puncak Arjuna akhirnya mengalihkan tujuan kita ke puncak Welirang. Karena selain jarak dan waktu tempuh yang lebih pendek, juga trek yang aman. Karena memang sebenarnya tidak ada satupun dari tim kita yang mengenal medan yang ada di gunung Arjuna. Setelah sarapan bersama Mas Catur dan temannya yang menolong kami semalam kami meneruskan perjalanan ke puncak Welirang. Dalam waktu 3 jam dengan trek yang berbatu terjal kami akhirnya sampai juga di puncak. Pemandangan puncak waktu itu memang berkabut, sehingga kita tidak dapat sepuasnya menikmati indahnya alam yang membentang. Setelah puas foto-foto kamipun turun gunung.

Setelah sampai pondokan dengan waktu tempuh 1,5 jam kami tidur-tiduran sebentar, karena memang kami kecapekan dan semalam kurang tidur karena kedinginan. Setelah 30 menit tidur kami melanjutkan perjalanan turun ke pos selanjutnya. Medan yang kami lalui untuk turun ternyata lebih berat karena kami harus menahan beban di atas jalan yang berbatu tajam. Sehingga kaki terasa sakit. Sesampainya di pos 4 kami masak untuk makan malam. Namun hipoksia yang aku alami kembali lagi. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk tidak makan, dan ini malah memperparah keadaanku dan benar akhirnya aku muntah-muntah. Dan kondisi diperparah oleh hujan yang turun sehingga kami terpaksa berteduh sebentar di tempat tersebut. Untung waktu itu ada teman-teman yang selalu memberikan support kepada saya. Jam 1 malam hujanpun berhenti, kami bertekad untuk melanjutkan perjalanan. Dengan semangat teman-teman yang menggebu-gebu saya pun jadi ikutan semangat. Meskipun dengan kepala pusing dan perut yang mual serta senter yang saya bawa mati, pelan-pelan kami berusaha untuk dapat mengatasi rintangan yang ada. Dan memang rintangan yang terbesar adalah diri kita sendiri. Setelah ber jam-jam dan jatuh bangun karena jalan yang memang sangat licin kami akhirnya sampai juga di pos perijinan, tempat awal kita berangkat. Benar-benar perjalanan yang melelahkan. Aku sempat berpikir, mungkin aku tidak akan melakukan perjalanan seperti ini lagi di waktu yang akan datang. Namun Mas Catur yang telah menolong kita selama ini dan ternyata kita sampai secara bersamaan berkata,” Gunung itu seperti memberikan kutukan pada kita semua. Ketika orang turun gunung pasti suatu saat akan terasa kangen untuk naik gunung lagi.” Dan ternyata itu benar, sekarang malah aku yang ketagihan untuk mendaki gunung.

Dan ternyata kita memang makhluk yang sangat kecil di jagat raya ini. Kesombongan kita akan dapat menghancurkan kita sendiri karena kita memang bukan siapa-siapa jika berhadapan langsung dengan alam. Bukan gunung yang sebenarnya ditaklukkan oleh para pendaki, namun kesombongan dalam diri pendaki itu sendirilah yang harus ditaklukkan. Hanya kerendahan hati lah yang dapat membuat kita bersahabat dengan alam.

GUNUNG ARGOPURO

|0 komentar


Gunung Argopuro secara administratif berada di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Situbondo. Gunung ini memiliki ketinggian 3088 mdpl. Secara geografis gunung ini terletak antara 8°00’- 8°30’ LS - 113°30’ - 113°45’ BT. Memang di telinga orang awam akan terasa asing ketika mendengar nama gunung ini karena jika dibandingkan dengan Gunung Semeru ataupun Merapi gunung ini kalah terkenal. Namun di kalangan pecinta kegiatan alam bebas gunung ini akan menjadi salah satu primadona tersendiri karena kondisi alamnya yang masih sangat alami dengan keanekaragaman flora dan fauna serta ekosistem hutan tropis yang banyak ditumbuhi lumut dan padang rumput.

Gunung ini memiliki 2 puncak yaitu Puncak Argopuro yang merupakan puncak tertinggi dan Puncak Rengganis. Puncak Rengganis tidak kalah menarik dari puncak Argopuro sebab di atas puncak ini terdapat reruntuhan kerajaan yang dibangun oleh Raja Majapahit untuk Dewi Rengganis karena takut kekuasaannya akan direbut oleh Dewi Rengganis ini. Sehingga di puncak ini terdapat reruntuhan istana Dewi Rengganis tersebut. Bahkan konon katanya terdapat pula makan Dewi Rengganis beserta para dayang serta pengawal setianya. Sehingga selain dapat menikmati pemandangan yang ada kita juga dapat menyaksikan bukti keberadaan sejarah yang ada di gunung ini.

Jalur pendakian Gunung Argopuro merupakan jalur pendakian terpanjang di Jawa. Terdapat dua jalur pendakian yang bisa dilalui untuk mencapai kedua puncak tersebut, yaitu Jalur Bremi dan Jalur Baderan. Masing-masing jalur memiliki tantangan dan keunikannya masing-masing. Biasanya pendaki naik melalui jalur Baderan dan Turun melalui Jalur Bremi.

Start jalur Bremi berada di Dusun Bremi, Desa Anyer Dingin, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Dibandingkan dengan jalur Baderan, Jalur Bremi memang lebih pendek, namun memiliki trek dengan banyak tanjakan dan turunan. Namun kita akan disuguhi hutan hujan tropis yang masih benar-benar alami. Selain itu kita juga akan melewati danau yang masih sedikit tersentuh tangan manusia dan berada di tengah hutan yang lebat yaitu Danau Taman Hidup. Danau ini diberi nama demikian mungkin karena adanya pantangan bagi orang yang berada di danau ini yaitu tidak boleh untuk berteriak. Ketika ada seseorang berteriak di danau ini maka akan langsung datang hujan beserta angin kencang menerpa danau tersebut.

Sedangkan Jalur Baderan dimulai di Desa Baderan, Kabupaten Situbondo. Jalur inilah yang merupakan jalur terpanjang di Jawa. Jalur ini memang jauh namun medan yang dilalui lebih landai sehingga terasa lebih ringan. Jalur ini tidak kalah menarik dari Jalur Bremi. Sepanjang perjalanan kita akan banyak disuguhi padang rumput yang luas. Bahkan kadang akan ada beberapa fauna liar seperti babi hutan maupun merak yang terlihat di sepanjang jalur ini. Selain itu juga ada lapangan terbang yang merupakan peninggalan jaman Jepang. Lapangan terbang ini merupakan dataran yang luas dan landai yang biasa digunakan untuk mendaratkan pesawat-pesawat Jepang. Bahkan lapangan terbang ini dijadikan ladang pembantaian pejuang-pejuang kita oleh tentara Jepang. Namun kedua jalur tersebut (Bremi dan Baderan) akan bertemu di Cisentor. Dari Cisentor menuju puncak dapat ditempuh selama 3 jam dengan trekking.

Gunung Argopuro memiliki keindahan alam yang masih benar-benar alami. Selain itu juga memiliki flora dan fauna yang sangat beragam jenisnya. Sehingga Gunung Argopuro sangat menarik untuk didaki.

PANCARAN MENTARI DI PUNCAK TERTINGGI

|0 komentar



Jika kita lihat foto di samping, anda pasti dapat langsung menebak bahwa foto tersebut adalah foto sebuah fenomena yang dapat kita lihat setiap pagi, yaitu matahari terbit atau “sunrise”. Foto ini diambil di atas dataran tertinggi di Pulau Jawa, yaitu di atas Puncak Mahameru. Dan hal inilah yang membuat foto ini sangat spesial. Bisa anda lihat sinar jingga yang terpancar dari sang mentari ataupun lautan awan yang membentang luas. Fenomena inilah yang sering diburu oleh pendaki gunung.
Fenomena “sunrise” di puncak gunung memang sangat istimewa. Bukan hanya keindahannya, namun lebih pada perjuangan seorang pendaki untuk dapat menikmati fenomena tersebut. Bisa kita bayangkan, mereka harus berjalan berjam-jam ditengah suhu yang ekstrim ataupun trek yang menanjak dengan beban berat di pundaknya. Ataupun resiko yang dihadapi para pendaki ini, tanah longsor, suhu yang bisa sangat ekstrim, jurang yang menganga, gas beracun, dan segala tantangan yang disajikan oleh alam yang dapat mengancam jiwa para pendaki.
Namun memang menikmati “sunrise” di puncak gunung merupakan kemenangan tersendiri bagi para pendaki. Mungkin seperti memenangkan Piala Dunia bagi kesebelasan suatu Negara. Dan kita dapat sejenak menikmati indahnya “sunrise” dengan duduk di atas batu di puncak dengan lautan awan berada di bawah kita seraya menikmati biskuit atau hanya sekedar makan kremesan mi instan yang kita bawa di ransel kita. Apalagi ditemani sahabat-sahabat yang selalu menemani perjalanan kita. Saat-saat inilah saat yang tidak akan dilupakan oleh setiap pendaki selama hidupnya. Dan mereka pasti ingin mengulang sensasi ini lagi, lagi, dan lagi.
Mendaki gunung memang tidak mudah. Banyak sekali rintangan yang harus kita hadapi, baik itu rintangan dari alam maupun ego atau kesombongan dari diri kita. Bahkan memang sebenarnya ego kita-lah yang sebenarnya harus kita taklukkan (it is not the mountain we conquer, but ourself). Kadang ketika kita mendaki gunung, ada rasa putus asa yang menyerang otak kita. Namun ingatlah bahwa ada fenomena yang tidak akan kita lupakan seumur hidup kita menunggu di puncak. Untuk itu siapkan mental, rencanakan perjalanan, siapkan logistik, dan nikmati keindahannya.

Leave No Trace

|0 komentar
Saat terjadi peningkatan angka masyarakat yang mencari kesenangan dan keindahan dengan jalan berekreasi di alam bebas, tanda serta bekas yang mereka tinggalkan pada lingkungan dan alam sekitaranya pun turut meningkat. Polusi air, sampah dan gangguan terhadap tumbuh-tumbuhan, kehidupan rimba dan juga pengunjung lainnya, semuanya merupakan indikator akan kebutuhan dikembangkannya suatu etika melindungi daerah yang alami. Leave No Trace Program adalah pendidikan yang dirancang dan dikembangkan oleh NOLS (National Outdoor Leadership School) suatu badan swasta yang bergerak dibidang pendidikan kegiatan alam bebas di Amerika Serikat. Program ini ditujukan untuk memperkecil dampak sosial dan dampak lingkungan itu dalam suatu daerah dan didasarkan pada prinsip berikut:

• Perencanaan di muka dan persiapan
• Berkemah dan bepergian di atas permukaan tanah yang tahan dan awet
• Berkemaslah di luar dan di dalam (tidak hanya barang di ransel anda saja)
• Buanglah kotoran dengan benar
• Biarkan apa yang anda temukan
• Minimalkan penggunaan dan akibat api unggun
• Latihlah diri untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan perjalanan

Prinsip Leave No Trace lebih bergantung pada sikap dan kesadaran dibandingkan pada peraturan di atas dan aturan spesifik lainnya. Akibat minimum perjalanan dan berkemah harus fleksibel serta terpatri dengan pertimbangan dan pengalaman. Keterampilan Leave No Trace dirancang untuk hutan hujan tropis di Amerika Latin. Konsep dasarnya berlaku pada hampir semua daerah hutan tropis lainnya, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan petunjuk pada lokal Leave No Trace. Variabel-variabel seperti jenis lahan, tumbuhan-tumbuhan, kehidupan rimba, tanah lapang dan jumlah serta penggunaan suatu areal perlu dipertimbangkan ketika menentukan teknik Leave No Trace mana yang akan diterapkan. Prinsip Leave No Trace ini direkomendasikan sebagai tuntunan untuk meminimalkan bekas-bekas kehadiran anda di keindahan alam bebas serta daerah yang dilindungi di hutan hujan tropis. Perjalanan anda bahkan lebih menyenangkan jika anda turut serta dalam pemeliharaan daerah liar untuk generasi yang akan datang. Prinsip Leave No Trace ini juga mnedukung aturan pemerintah atau nonpemerintah setempat dalam hal melindungi daerah yang dilindungi. Cari dan pelajarilah peraturan daerah yang akan dikunjungi sebelum anda memulai perjalanan.

UNIVERSAL EDIBILITY TEST

|0 komentar


Sebelum memakan tumbuhan yang belum dikenal, lakukan terlebih dahulu tes apakah makanan tersebut dapat dimakan. Tes ini dikenal dengan sebutan Universal Edibility Test. Ini bisa mencegah terjadinya keracunan akibat memakan tumbuhan yang mengandung racun. Sebagian dari anda pasti tahu tokoh Christopher Johnson McCandless atau Alexander Supertramp (diperankan Emile Hirsch di film Into The Wild) yang meninggal di dalam pencarian jati dirinya karena makan tumbuhan yang beracun dan tidak melakukan tes terlebih dahulu sebelum memakan tumbuhan yang belum dikenalnya tersebut. Sehingga pengetahuan tentang Universal Edibility Test ini mutlak diperlukan bagi mereka yang ingin berpetualang kea lam liar. Berikut ini adalah tahapan Universal Edibility Test:

· Lakukan pengetesan hanya satu bagian dari tumbuhan yang potensial sebagai makanan yang bisa dimakan setiap waktunya.

· Pisahkan tumbuhan pada bagian-bagian dasarnya yaitu: daun, batang, akar, putik/kuntum/biji/ dan bunganya.

· Ciumlah tumbuhan tersebut, apakah ada bau yang tajam atau bau beracun. Ingat, bau yang khas belum tentu mengindikasikan tumbuhan tersebut tidak bisa dimakan atau bisa dimakan

· Jangan makan dulu selama 4 jam sebelum melakukan test

· Selama 8 jam waktu tidak makan, lakukan test kontak racun dengan cara menempatkan bagian dari tumbuhan yang ditest kelipatan siku atau pergelangan tangan dalam. Biasanya 15 menit cukup untuk mendapatkan reaksinya.

· Selama waktu test, jangan memasukkan apapun ke dalam mulut selain air bersih dan tumbuhan yang dites

· Pilih potongan kecil dari tumbuhan ke dalam mulut, sentuhkan potongan kecilnya terlebih dahulu pada bagian luar bibir untuk mengetes apakah berasa terbakar atau gatal.

· Jika 3 menit setelah itu tidak ada reaksi dari bibir, letakkan di atas lidah dan tahan di sana selama 15 menit.

· Jika masih tidak ada reaksi, kunyah dan tahan di mulut selama 15 menit. Jangan ditelan terlebih dahulu.

· Jika tidak ada rasa terbakar, gatal-gatal, kaku, berbau atau terjadinya tanda iritasi lainnya selama 15 menit tersebut, anda bisa menelannya.

· Tunggu hingga 8 jam. Jika ada efek sakit yang terjadi selama periode ini, pancing hingga muntah dan minum banyak air hangat. Menelan sedikit arang juga bisa memancing untuk muntah dan di saat bersamaan juga bisa menghisap racun.

· Jika tidak berdampak apa-apa, makan dalam jumlah sedikit terlebih dahulu dan lakukan dengan cara yang sama. Tunggu hingga 8 jam lagi. Jika tidak ada efek menyakitkan, bagian tanaman yang telah dites tadi aman untuk dimakan.

· Tes seluruh bagian yang akan dimakan apakah aman dimakan atau tidak, karena beberapa tumbuhan mempunyai bagian yang bisa dimakan dan bagian lainnya tidak bisa dimakan. Jangan berpendapat bahwa bagian yang yang aman dimakan setelah dimasak akan aman juga dimakan secara mentah. Melakukan tes dengan bagian yang mentah bertujuan memastikannya aman untuk dimakan mentah-mentah. Bagian yang sama dari tumbuhan mungkin juga akan menghasilkan reaksi yang bervariasi pada orang yang berbeda.

Sebelum melakukan pengetesan terhadap tumbuhan yang bisa dimakan, pastikan tumbuhan yang akan dites cukup banyak dipunyai agar pengetasan tidak membuang waktu dan usaha. Setiap bagian tumbuhan (akar, daun, bunga, dan seterusnya) membutuhkan waktu pengetesan 24 jam lebih. Jangan menghabiskan waktu dengan melakukan pengetesan pada tumbuhan yang tidak begitu banyak terdapat di daerah anda berada.

Lentera Jiwa

|1 komentar


Lentera Jiwa

Pernahkah kita merasa bahwa kita hidup bukan di dunia kita? Pernahkah kita merasa hidup seolah-olah hanya seperti seonggok daging yang berjalan kesana kemari namun tidak memiliki hasrat dan semangat untuk menjalani kehidupan yang harus kita jalani?
Kadang kita merasa terjebak pada dunia atau sebuah kehidupan dimana kita tidak dapat menyalurkan passion yang kita miliki. Ada beberapa orang mungkin terlihat bahagia dengan menjadi seorang karyawan yang sukses namun di hatinya dia merasa seolah-olah terjebak dalam suatu sangkar emas dimana dia tidak dapat bebas mengekspresikan dirinya. Hal inilah yang dituturkan oleh Nugie dalam lagu Lentera Jiwa. Lagu yang sangat inspiratif bagi mereka yang merasa kehidupannya sekarang bukan kehidupan yang ia inginkan. Lagu ini menginspirasi mereka untuk dapat membuat gebrakan dalam hidup agar setiap orang dapat mengekspresikan passion mereka dan membuat setiap detik dalam kehidupan mereka menjadi lebih bermakna.

Pengetahuan Dasar Survival

|1 komentar

Survival merupakan seni bertahan hidup. Mental yang stabil sangat dibutuhkan seperti halnya ketahanan fisik dan pengetahuan. Sebagai seorang pendaki gunung, anda harus mengetahui cara-cara bertahan hidup di alam bebas saat berhadapan dengan situasi yang mengharuskan anda untuk “survive”. Anda perlu membekali diri dengan kemampuan mempergunakan segala kemungkinan dari alam dan menggunakan sepenuhnya, kemampuan menarik perhatian para penyelamat (tim SAR), kemampuan melintasi daerah yang tidak dikenali agar bisa mencapai daerah yang berpenduduk jika seandainya tidak ada harapan untuk mendapatkan penyelamatan. Untuk itu, kemampuan bernavigasi tanpa peta atau kompas pun mutlak diperlukan. Selain itu perlu juga menguasai cara memelihara kondisi kesehatan fisik dan mengobati diri saat sakit atau terluka, serta hal-hal lain yang sangat diperlukan saat survival. Anda juga dituntut untuk bisa memelihara keseimbangan moral karena anda tidak sendiri menghadapi situasi survival, melainkan bersama teman lainnya.

Dalam situasi survival, setiap peralatan yang dipunyai tidak ubahnya bagaikan sebuah bonus. Kurangnya peralatan tidak juga berarti tidak punya peralatan, tetapi kemampuan dan pengalaman akan teknik survival akan mengatasi hal tersebut. Namun, segala kemampuan dan pengalaman itu jangan dibiarkan berkarat. Latihan yang kontinyu mutlak dibutuhkan. Pentingnya pengetahuan tentang bertahan hidup (survival) berkaitan dengan munculnya kondisi kritis. Namun di pihak lain, dapat ditemukan adanya kesamaan tertentu pada aspek yang akan muncul setiap kondisi survival. Secara umum aspek-aspek tersebut dapat dipisahkan kedalam tiga golongan, yaitu:

Psikologis: Panik, takut, cemas, kesepian/sendiri, bingung, tertekan, bosan, dan lain-lain.
Fisiologis : Sakit, lapar, haus, dan lain-lain.
Lingkungan : Panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dan lainnya

Tindakan-tindakan dasar yang perlu dilakukan agar bisa keluar dari kondisi survival bisa dikembangkan dengan mempergunakan kata “SURVIVAL” sebagai kata kunci, yaitu:

S : Size up the situation. Sadarilah kondisi survival ini. Bagaimana dengan kondisi kesehatan tubuh dan jika bersama teman-teman ketahui juga kondisi kesehatan tubuh mereka.
U : Undue haste make waste. Berpikir dan bertindak dengan bijaksana. Setiap langkah harus dipikirkan mendalam.
R : Remember where you are. Pengenalan akan lingkungan/daerah sekitar akan memberikan rasa kenal yang berpengaruh terhadap rasa aman.
V : Vasquish fear and panic. Kuasai rasa takut dan panic
I : Improvice. Menerima kondisi yang ada dan berdasarkan hal itu, rencanakan, usahakan kebutuhan-kebutuhan dasar dengan berimprovisasi.
V : Value living. Dalam survival, sikap menghargai hidup akan mempengaruhi kemampuan untuk dapat bertahan
A : Act like the natives. Belajarlah dari penduduk setempat. Mereka lebih mengetahui dan menguasai medan tempat kita melakukan kegiatan.
L : Learn the basic skill. Belajarlah dan berlatih teknik-teknik dasar dan tambahkan pengetahuan tentang survival.

Dalam situasi survival, akan sangat vital sekali memiliki pengetahuan tentang di mana dan bagaimana cara mendirikan shelter dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia, bagaimana caranya membuat api, bagaimana memasak dan menyiapkan makanan yang didapat dari alam sekitar serta bagaimana caranya membuat alat yang isa membantu usaha survivor saat survival. Semua itu dikenal juga dengan sebutan elemen-elemen dasar pengetahuan teknik bersurvival. Untuk itu sebelum kita memulai petualangan kita ke alam liar, sebaiknya kita belajar terlebih dahulu pengetahuan dan teknik survival agar kita dan tim kita dapat selamat meskipun terjebak dalam kemungkinan terburuk sekalipun.

My Profile

|0 komentar

Johan Wisnu Saputra (lahir, 10 Oktober 1987) adalah orang yang menyukai petualangan dan memiliki ketertarikan yang besar kepada dunia ini. Johan tertarik pada kegiatan-kegiatan outdoor terutama hiking. Johan memiliki pengalaman pendakian diantaranya Gunung Semeru, Gunung Arjuna, Gunung Welirang, Gunung Argopuro, Gunung Lawu, Gunung Penanggungan, dan beberapa gunung lain di Jawa Timur.

Johan memiliki tipe temperamen air serta orang yang humoris. Dia akan tetap tenang meskipun berada pada situasi yang membuat orang lain di sekitarnya panik. Selain itu Johan juga senang tertawa (tapi tidak ketawa sendirian) bahkan kesialannya ataupun masalah-masalahnya dia jadikan bahan tertawaan untuk dirinya (benar-benar bodoh..jangan ditiru). Hal ini membuat Johan terlihat santai dalam menghadapi sesuatu.

Selain suka menjelajah alam, Johan juga suka nonton film ataupun dengerin musik. Film-filmnya Adam Sandler seperti; Click, Anger Management, Zohan, dan film-filmnya yang lain, adalah film favoritnya Johan. Sebab selain lucu dan enak ditonton, film-film Adam Sandler juga mengandung unsur-unsur psikologis (kajian yang didalami Johan saat ini) dan pesan moral bagi penontonnya.

Johan juga senang mendengarkan musik terutama music pop, rock, maupun alternative baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Musisi dalam negeri yang menjadi favorit Johan adalah Band Padi, Gigi, Ran, J-rock, Ari Lasso dan lagu-lagunya Didi Kempot. Sedangkan untuk musisi luar negeri yang menjadi favorit Johan adalah Muse, Green Day, Fall Out Boy, Phil Collins, The Corrs, dan Coldplay.

Identitas

Nama : Johan Wisnu Saputra

Contact

Telp. : 085648811421

E-mail : joe.simpsons@yahoo.com ; jo.wisnu@gmail.com

Facebook : joe.simpsons@yahoo.com

Tweeter : penunggu pohon