Leave No Trace

|0 komentar
Saat terjadi peningkatan angka masyarakat yang mencari kesenangan dan keindahan dengan jalan berekreasi di alam bebas, tanda serta bekas yang mereka tinggalkan pada lingkungan dan alam sekitaranya pun turut meningkat. Polusi air, sampah dan gangguan terhadap tumbuh-tumbuhan, kehidupan rimba dan juga pengunjung lainnya, semuanya merupakan indikator akan kebutuhan dikembangkannya suatu etika melindungi daerah yang alami. Leave No Trace Program adalah pendidikan yang dirancang dan dikembangkan oleh NOLS (National Outdoor Leadership School) suatu badan swasta yang bergerak dibidang pendidikan kegiatan alam bebas di Amerika Serikat. Program ini ditujukan untuk memperkecil dampak sosial dan dampak lingkungan itu dalam suatu daerah dan didasarkan pada prinsip berikut:

• Perencanaan di muka dan persiapan
• Berkemah dan bepergian di atas permukaan tanah yang tahan dan awet
• Berkemaslah di luar dan di dalam (tidak hanya barang di ransel anda saja)
• Buanglah kotoran dengan benar
• Biarkan apa yang anda temukan
• Minimalkan penggunaan dan akibat api unggun
• Latihlah diri untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan perjalanan

Prinsip Leave No Trace lebih bergantung pada sikap dan kesadaran dibandingkan pada peraturan di atas dan aturan spesifik lainnya. Akibat minimum perjalanan dan berkemah harus fleksibel serta terpatri dengan pertimbangan dan pengalaman. Keterampilan Leave No Trace dirancang untuk hutan hujan tropis di Amerika Latin. Konsep dasarnya berlaku pada hampir semua daerah hutan tropis lainnya, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan petunjuk pada lokal Leave No Trace. Variabel-variabel seperti jenis lahan, tumbuhan-tumbuhan, kehidupan rimba, tanah lapang dan jumlah serta penggunaan suatu areal perlu dipertimbangkan ketika menentukan teknik Leave No Trace mana yang akan diterapkan. Prinsip Leave No Trace ini direkomendasikan sebagai tuntunan untuk meminimalkan bekas-bekas kehadiran anda di keindahan alam bebas serta daerah yang dilindungi di hutan hujan tropis. Perjalanan anda bahkan lebih menyenangkan jika anda turut serta dalam pemeliharaan daerah liar untuk generasi yang akan datang. Prinsip Leave No Trace ini juga mnedukung aturan pemerintah atau nonpemerintah setempat dalam hal melindungi daerah yang dilindungi. Cari dan pelajarilah peraturan daerah yang akan dikunjungi sebelum anda memulai perjalanan.

UNIVERSAL EDIBILITY TEST

|0 komentar


Sebelum memakan tumbuhan yang belum dikenal, lakukan terlebih dahulu tes apakah makanan tersebut dapat dimakan. Tes ini dikenal dengan sebutan Universal Edibility Test. Ini bisa mencegah terjadinya keracunan akibat memakan tumbuhan yang mengandung racun. Sebagian dari anda pasti tahu tokoh Christopher Johnson McCandless atau Alexander Supertramp (diperankan Emile Hirsch di film Into The Wild) yang meninggal di dalam pencarian jati dirinya karena makan tumbuhan yang beracun dan tidak melakukan tes terlebih dahulu sebelum memakan tumbuhan yang belum dikenalnya tersebut. Sehingga pengetahuan tentang Universal Edibility Test ini mutlak diperlukan bagi mereka yang ingin berpetualang kea lam liar. Berikut ini adalah tahapan Universal Edibility Test:

· Lakukan pengetesan hanya satu bagian dari tumbuhan yang potensial sebagai makanan yang bisa dimakan setiap waktunya.

· Pisahkan tumbuhan pada bagian-bagian dasarnya yaitu: daun, batang, akar, putik/kuntum/biji/ dan bunganya.

· Ciumlah tumbuhan tersebut, apakah ada bau yang tajam atau bau beracun. Ingat, bau yang khas belum tentu mengindikasikan tumbuhan tersebut tidak bisa dimakan atau bisa dimakan

· Jangan makan dulu selama 4 jam sebelum melakukan test

· Selama 8 jam waktu tidak makan, lakukan test kontak racun dengan cara menempatkan bagian dari tumbuhan yang ditest kelipatan siku atau pergelangan tangan dalam. Biasanya 15 menit cukup untuk mendapatkan reaksinya.

· Selama waktu test, jangan memasukkan apapun ke dalam mulut selain air bersih dan tumbuhan yang dites

· Pilih potongan kecil dari tumbuhan ke dalam mulut, sentuhkan potongan kecilnya terlebih dahulu pada bagian luar bibir untuk mengetes apakah berasa terbakar atau gatal.

· Jika 3 menit setelah itu tidak ada reaksi dari bibir, letakkan di atas lidah dan tahan di sana selama 15 menit.

· Jika masih tidak ada reaksi, kunyah dan tahan di mulut selama 15 menit. Jangan ditelan terlebih dahulu.

· Jika tidak ada rasa terbakar, gatal-gatal, kaku, berbau atau terjadinya tanda iritasi lainnya selama 15 menit tersebut, anda bisa menelannya.

· Tunggu hingga 8 jam. Jika ada efek sakit yang terjadi selama periode ini, pancing hingga muntah dan minum banyak air hangat. Menelan sedikit arang juga bisa memancing untuk muntah dan di saat bersamaan juga bisa menghisap racun.

· Jika tidak berdampak apa-apa, makan dalam jumlah sedikit terlebih dahulu dan lakukan dengan cara yang sama. Tunggu hingga 8 jam lagi. Jika tidak ada efek menyakitkan, bagian tanaman yang telah dites tadi aman untuk dimakan.

· Tes seluruh bagian yang akan dimakan apakah aman dimakan atau tidak, karena beberapa tumbuhan mempunyai bagian yang bisa dimakan dan bagian lainnya tidak bisa dimakan. Jangan berpendapat bahwa bagian yang yang aman dimakan setelah dimasak akan aman juga dimakan secara mentah. Melakukan tes dengan bagian yang mentah bertujuan memastikannya aman untuk dimakan mentah-mentah. Bagian yang sama dari tumbuhan mungkin juga akan menghasilkan reaksi yang bervariasi pada orang yang berbeda.

Sebelum melakukan pengetesan terhadap tumbuhan yang bisa dimakan, pastikan tumbuhan yang akan dites cukup banyak dipunyai agar pengetasan tidak membuang waktu dan usaha. Setiap bagian tumbuhan (akar, daun, bunga, dan seterusnya) membutuhkan waktu pengetesan 24 jam lebih. Jangan menghabiskan waktu dengan melakukan pengetesan pada tumbuhan yang tidak begitu banyak terdapat di daerah anda berada.

Lentera Jiwa

|1 komentar


Lentera Jiwa

Pernahkah kita merasa bahwa kita hidup bukan di dunia kita? Pernahkah kita merasa hidup seolah-olah hanya seperti seonggok daging yang berjalan kesana kemari namun tidak memiliki hasrat dan semangat untuk menjalani kehidupan yang harus kita jalani?
Kadang kita merasa terjebak pada dunia atau sebuah kehidupan dimana kita tidak dapat menyalurkan passion yang kita miliki. Ada beberapa orang mungkin terlihat bahagia dengan menjadi seorang karyawan yang sukses namun di hatinya dia merasa seolah-olah terjebak dalam suatu sangkar emas dimana dia tidak dapat bebas mengekspresikan dirinya. Hal inilah yang dituturkan oleh Nugie dalam lagu Lentera Jiwa. Lagu yang sangat inspiratif bagi mereka yang merasa kehidupannya sekarang bukan kehidupan yang ia inginkan. Lagu ini menginspirasi mereka untuk dapat membuat gebrakan dalam hidup agar setiap orang dapat mengekspresikan passion mereka dan membuat setiap detik dalam kehidupan mereka menjadi lebih bermakna.

Pengetahuan Dasar Survival

|1 komentar

Survival merupakan seni bertahan hidup. Mental yang stabil sangat dibutuhkan seperti halnya ketahanan fisik dan pengetahuan. Sebagai seorang pendaki gunung, anda harus mengetahui cara-cara bertahan hidup di alam bebas saat berhadapan dengan situasi yang mengharuskan anda untuk “survive”. Anda perlu membekali diri dengan kemampuan mempergunakan segala kemungkinan dari alam dan menggunakan sepenuhnya, kemampuan menarik perhatian para penyelamat (tim SAR), kemampuan melintasi daerah yang tidak dikenali agar bisa mencapai daerah yang berpenduduk jika seandainya tidak ada harapan untuk mendapatkan penyelamatan. Untuk itu, kemampuan bernavigasi tanpa peta atau kompas pun mutlak diperlukan. Selain itu perlu juga menguasai cara memelihara kondisi kesehatan fisik dan mengobati diri saat sakit atau terluka, serta hal-hal lain yang sangat diperlukan saat survival. Anda juga dituntut untuk bisa memelihara keseimbangan moral karena anda tidak sendiri menghadapi situasi survival, melainkan bersama teman lainnya.

Dalam situasi survival, setiap peralatan yang dipunyai tidak ubahnya bagaikan sebuah bonus. Kurangnya peralatan tidak juga berarti tidak punya peralatan, tetapi kemampuan dan pengalaman akan teknik survival akan mengatasi hal tersebut. Namun, segala kemampuan dan pengalaman itu jangan dibiarkan berkarat. Latihan yang kontinyu mutlak dibutuhkan. Pentingnya pengetahuan tentang bertahan hidup (survival) berkaitan dengan munculnya kondisi kritis. Namun di pihak lain, dapat ditemukan adanya kesamaan tertentu pada aspek yang akan muncul setiap kondisi survival. Secara umum aspek-aspek tersebut dapat dipisahkan kedalam tiga golongan, yaitu:

Psikologis: Panik, takut, cemas, kesepian/sendiri, bingung, tertekan, bosan, dan lain-lain.
Fisiologis : Sakit, lapar, haus, dan lain-lain.
Lingkungan : Panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dan lainnya

Tindakan-tindakan dasar yang perlu dilakukan agar bisa keluar dari kondisi survival bisa dikembangkan dengan mempergunakan kata “SURVIVAL” sebagai kata kunci, yaitu:

S : Size up the situation. Sadarilah kondisi survival ini. Bagaimana dengan kondisi kesehatan tubuh dan jika bersama teman-teman ketahui juga kondisi kesehatan tubuh mereka.
U : Undue haste make waste. Berpikir dan bertindak dengan bijaksana. Setiap langkah harus dipikirkan mendalam.
R : Remember where you are. Pengenalan akan lingkungan/daerah sekitar akan memberikan rasa kenal yang berpengaruh terhadap rasa aman.
V : Vasquish fear and panic. Kuasai rasa takut dan panic
I : Improvice. Menerima kondisi yang ada dan berdasarkan hal itu, rencanakan, usahakan kebutuhan-kebutuhan dasar dengan berimprovisasi.
V : Value living. Dalam survival, sikap menghargai hidup akan mempengaruhi kemampuan untuk dapat bertahan
A : Act like the natives. Belajarlah dari penduduk setempat. Mereka lebih mengetahui dan menguasai medan tempat kita melakukan kegiatan.
L : Learn the basic skill. Belajarlah dan berlatih teknik-teknik dasar dan tambahkan pengetahuan tentang survival.

Dalam situasi survival, akan sangat vital sekali memiliki pengetahuan tentang di mana dan bagaimana cara mendirikan shelter dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia, bagaimana caranya membuat api, bagaimana memasak dan menyiapkan makanan yang didapat dari alam sekitar serta bagaimana caranya membuat alat yang isa membantu usaha survivor saat survival. Semua itu dikenal juga dengan sebutan elemen-elemen dasar pengetahuan teknik bersurvival. Untuk itu sebelum kita memulai petualangan kita ke alam liar, sebaiknya kita belajar terlebih dahulu pengetahuan dan teknik survival agar kita dan tim kita dapat selamat meskipun terjebak dalam kemungkinan terburuk sekalipun.